Tuesday, October 28, 2008

1.4 Nasihat Para Guru

Dalam proses belajar bisnis IM, saya menjumpai banyak sekali nasihat, tip, petunjuk atau apalah namanya yang semua demi kesuksesan kita dalam mempelajari bisnis IM. Meski sudah saya baca berulang-ulang ternyata masih belum berhasil juga. Ternyata saat itu saya melanggar nasihat utama yaitu “praktek”. Baiklah saya mengaku bahwa saya tidak patuh pada nasihat para Guru tetapi pertanyaan itu dilanjutkan lagi menjadi “mengapa saya malas untuk praktek?”. Lama saya memikirkan hal itu (awalnya untuk “ngeles” / menghindar alias cari kambing hitam untuk alasan mengapa saya gagal). Akhirnya saya mendapatkan sebuah alasan yang cukup masuk akal yaitu karena terlalu banyak informasi yang menarik sehingga saya hanya baca sana baca sini dan sedikit sekali praktek. Setelah saya berhasil menyalahkan “informasi yang banyak” akhirnya saya sadar bahwa saya telah melanggar nasihat untuk “fokus”. Lhhahh, bukannya 2 nasihat itu adalah nasihat pokok yang selalu disebutkan para Guru IM dimanapun Anda berada ??? Betul juga ya, berarti sebenarnya apa yang terjadi dengan proses belajar saya ini ? Akhirnya saya menyimpulkan proses belajar saya dengan difinisi sbb :
1.mengerti
2.memahami
3.a-ha
4.membutuhkan
5.ketergantungan

Penjelasannya adalah sbb :
Contoh paling gampang adalah ketika saya memahami kata “ fokus”. Awal saya membaca materi “fokus” saya katakan “saya mengerti apa arti kata fokus” itu. Fokus adalah mengkonsentrasikan diri pada I bidang tertentu saja (kira2 begitulah). Dengan berjalannya waktu saya baru faham mengapa nasihat “fokus” ini harus diberikan kepada para pemula. Saya baru memahami maksudnya karena dengan banyaknya informasi yang ada pasti para pemula akan terlalu bersemangat (seperti anak kecil dibelikan mainan baru 1 truck), exciting, buka sana sebentar buka sini sebentar, baca sana dikit baca sini dikit, bahkan kadang tidak bisa tidur saking antusiasnya, dst. Selanjutnya dengan berjalannya waktu ketika kita sedang menuju sebuah target dan target itu tidak pernah tercapai juga maka kita mulai pusing memikirkannya. Saat itu kita sudah agak lupa dengan nasihat-nasihat yang sudah mulai menumpuk buanyak sekali didalam otak sehingga kita malas memikirkannya satu persatu. Ketika kita sedang mencari jalan keluar maka “a-ha” suatu ide muncul di kepala kita dan ternyata ide itu adalah ide lama yaitu kita harus “fokus”. (Yach..ternyata......hehe....). Saat itu kita baru sadar bahwa kita sangat “membutuhkan” apa itu fokus karena dengan fokus langkah kita menjadi lurus, ter-arah, singkat dan pendek (tidak muter-muter). Akhirnya dengan sangat suka rela kita menjalankan strategi “fokus” tersebut, maka fokuslah kita membuat blog, fokus mempercantik blog, fokus mempromosikannya, dst dikerjakan satu persatu. Setelah sekian lama kita mempraktekkan “fokus” maka akhirnya kita mengakui keampuhan strategi “fokus” itu sehingga akhirnya kita sangat membutuhkannya dan selalu memakai pada setiap langkah dalam mencapai tujuan kita.
Biasanya orang-orang yang sok tahu akan bilang “ah saya dah tahu itu” tapi dia masih gagal atau masih tidak mau menjalankannya artinya dalam bahasa sederhana saya akan saya katakan bahwa dia sudah tahu / mengerti / memahami (level 1 / 2) tetapi belum membutuhkannya (level 5) sehingga belum tergerak untuk melakukannya.

Ada satu cerita menarik tentang hal ini dimana kita bisa mengambil moral dari cerita itu (maaf saya agak lupa versi aslinya). Cerita itu secara singkat sbb :
Ada seorang murid memohon kepada gurunya bagaimana agar bisa cepat pintar seperti gurunya. Setelah gurunya menanyakan kesungguhan pada muridnya dan dijawab dengan sungguh-sungguh oleh muridnya bahkan mau melakukan apa saja bila dia bisa sepintar gurunya maka dibawalah murid itu ke tepi danau. Danau itu sangat jernih dan si murid disuruh berjongkok melihat bayangannya sendiri. Setelah sangat dekat dengan permukaan air maka ditekannya kepala si murid itu ke dalam air hingga gelagapanlah si murid itu. Setelah menjerit minta tolong sampai berkali-kali maka akhirnya sang Guru mau menarik kepala si murid ke permukaan dan berkatalah sang Guru : kamu akan bisa memahami ilmu-ilmu seperti aku memahami ilmu-ilmu itu bila kamu merasa sangat membutuhkan ilmu itu sama seperti kamu sangat membutuhkan udara tadi.

Apabila mau bercermin dan jujur maka banyak sekali kita merasa telah memahami suatu hal tetapi kita tidak menjalankannya, terutama dalam bidang keagamanan, benarkah itu ??? Bersambung .........

1 comments:

Awan said...

:D

Post a Comment

Add to Technorati Favorites

Recent Comment

Recent Post

  © Blogger template 'Perfection' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP